Kamis, 26 Januari 2012

Biografi Tokoh


K.D. Menulis Biografi Tokoh

BIOGRAFI
“Soichiro Honda”
Pendiri Perusahaan Kendaraan ‘HONDA’
soichirohonda1.jpg

Disusun Oleh :
1. Reggy Khairunisa Ramadhani                                NISN. 9944439246
2. Santi Nurfalah                                                         NISN. 9946138031
3. Syafitria Marinda                                                    NISN. 9948152766
4. Yulia Yekti Utami                                                   NISN. 9948152918

Kelas               : XI IA3

PROGRAM ILMU PENGETAHUAN ALAM
SMA NEGERI 1 CIKARANG UTARA
2010-2011
Soichiro Honda

1.      Hal-hal yang menarik dari tokoh
Latar belakang keluarga
            Soichiro Honda lahir tanggal 17 November 1906 di Iwatagun (kini Tenrryu City) yang terpencil di Prefektur Shizouka. Kawasan Chubu di antara Tokyo, Kyoto, dan Nara di Pulau Honshu yang awalnya penuh dengan tanaman teh yang rapi, yang disela-selanya ditanami arbei yang lezat.
            Ayahnya bernama Gihei Honda seorang tukang besi yang beralih menjadi pengusaha bengkel sepeda, sedangkan ibunya Mika, Soichiro anak sulung dari sembilan bersaudara, namun hanya empat yang berhasil mencapai umuar dewasa. Yang lain meninggal semasa anak-anak akibat kekurangan obat dan juga akibat lingkungan yang kumuh.
            Walaupun Gihei Honda miskin, namun ia suka pembaharuan. Ketika muncul pipa sigaret modal Barat, ia tidak ragu-ragu mengganti pipa cagaret tradisionalnya yang bengkok, tidak peduli para tetangganya menganggapnya aneh. Rupanya sifat itu dan juga keterampilannya menangani mesin menurun pada anak sulungnya.

Latar belakang pendidikan
            Sebelum masuk sekolah, Soichiro sudah senang membantu ayahnya di bengkel besi. Ia juga sangat terpesona melihat dan mendengar dengum mesin penggiling padi yang terletak beberapa kilometer dari desanya.


            Di sekolah prestasinya rendah. Honda mengaku ulangan-ulangannya buruk. Ia tidak suka membaca, sedangkan mengarang dirasakannya sulit. Tidak jarang ia bolos. Ketika sudah kelas lima dan enam, bakat Soichiro tampak menonjol dibidang sains. Walaupun saat itu baru tahun 1910-an, namun dalam kelas-kelas sains di Jepang sudah dimunculkan benda-benda seperti baterai, timbangan, tabung reaksi dan mesin. Dengan mudah Soichiro menangkap keterangan guru dan dengan mudah ia menjawab pertanyaan guru.
            Beberapa waktu sebelum itu, untuk pertama kalinya Soichiro melihat mobil. “Ketika itu saya lupa segalanya. Saya kejar mobil itu dan berhasil bergayut sebentar di belakangnya. Ketika mobil itu berhenti, pelumas menetes ke tanah. Saya cium tanah yang dibasahinya. Barangkali kelakuan saya seperti anjing. Lalu pelumas itu saya usapkan ke tangan dan lengan. Mungkin pada saat itulah di dalam hati saya timbul keinginan untuk kelak membuat mobil sendiri. Sejak saat itu kadang-kadang ada mobil datang ke kampung kami. Setiap kali mendengar deru mobil, saya berlari ke jalan, tidak peduli pada saat itu saya sedang menggendong adik.” Soichiro hanya mengalami duduk di bangku sekolah selama sepuluh tahun. Sesudah lulus SD, anak nakal itu dikirim ke sekolah menengah itu ia pulang ke rumah ayahnya.

Latar belakang pekerjaan
            Gihei Honda sudah beralih dari pandai besi menjadi pengusaha bengkel sepeda. Gihei Honda memiliki majalah The World of Wheels yang dibaca Spichiro dengan penuh minat. Di majalah itu sebuah bengkel mobil dari Tokyo memasang iklan mencari karyawan. Soichiro buru-buru melamar dan ia diterima. Walaupun ayahnya khawatir, namun Soichiro diantar juga ke kota besar itu.
            Bengkel itu bernama Arto Shokai, bengkel yang terbilang maju. Walaupun resminya Soichiro menjadi montir, namun pada kenyataannya dia hanya menjadi pengasuh bayi majikannya. Gaji pertamanya pun hanya ¥ 5 sebulan. Tetapi suatu hari ketika bengkel sedang sibuk, tiba-tiba Honda dipanggil. Honda hampir tidak percaya pada telinga. Ia baru saja mengalami ujian ketabahan yang paling berat, yang pernah dihadapinya seumur hidupnya. Di masa-masa setelah itu ia sudah tidak takut lagi menghadapi rintangan apa pun berkat ketabahan yang diperolehnya selama menjadi kacung. Disinilah ia menunjukkan kemampuannya membetulkan mesin mobil Ford model T yang dikeluarkan pada tahun 1908.
            Namun pada bulan September 1923 terjadi gempa bumi hebat yang dikenal sebagai Gempa Bumi Kanto. Honda berhasil menyelamatkan sebuah mobil, namun Arto Shokai terbakar habis. Karena insiden itulah karyawan-karyawan Arto Shokai pulang kampung karena rumah mereka terbakar. Yang tinggal hanyalah Honda dan seorang kakek tua. Akibatnya, Honda yang sibuk membetulkan mobil. Tapi baginya hal itu adalah angrah untuk belajar.
            Pada umur 18 tahun, ia pergi ke kota Marioka untuk membetulkan mesin mobil. Karena masih muda, sampai-sampai penjamput keheranan. Ketakjuban para teknisi tidak sampai disitu, saat ia mulai membongkarnya mobilnya pun, banyak yang tak percaya ia bisa memasangnya kembali. Tapi ternyata, ia berhasil membetulkan mobil tersebut. Dengan prestasinya tersebut, pada usia 22 tahun ia sudah menjadi kepala bengkel Art, dan dipercaya untuk membuka cabang di kota Hamamatsu.
            Pada tahun 1928 Soichiro menjadi kepala bengkel Art cabang Hamamatsu. Awalnya bengkel tersebut hanya mempunyai 1 orang karyawan, tapi setelah 3 tahun berdiri, sudah mempunyai sekitar 50 orang karyawan. Slama kurun waktu tersebut, masalah perbaikan mobil diserahkan kepada anak buahnya yang terlebih dahulu diberikan pengetahuan tentang mesin. Sedangkan Soichiro hanya memeriksa hasil kerja anak buahnya, dan lebih berkonsentrasi pada peningkatan kreativitas dan pengetahuannya dalam bidang mesin.
            Sebagai kepala bengkel, ia terkenal galak dan keras. Ia tak segan untuk memukul kepala anak buahnya dengan obeng atau kunci pas. Dari seluruh karyawannya, terdapat dua golongan. Yang satu adalah yang bertahan dan yang melarikan diri. Dan biasanya, orang-orang yang bertahan adalah yang menjadi teknisi handal.
            Di Hamamatsu, ada dua bengkel saingan yang ditangani orang-orang berpengalaman. Mula-mula oranh enggan mempercayakan mobilnya pada bocah bertampang tak meyakinkan seperti dia, dia hanya kebagian kendaraan yang benar-benar sudah tak bisa dibetulkan lagi.
            Honda yang selama kariernya tidak tahu banyak mengenai uang, Cuma mendapat keuntungan sedikit sekali tahun pertamanya itu. Tetapi Honda merasa beruntung karena bengkelnya sukses. Ia memutuskan untuk menabung dan memperkirakan selama masa kerjanya akn mampu mengumpulkan sampai 1.000 yen.

Latar belakang karya Honda
            Selama hidupnya Honda terkenal sebagai penemu. Ia memegang hal paten lebih dari 100 penemu pribadi. Yang pertama, pada kurun waktu 3 tahun, Soichiro membuat veleg mobil yang terbuat dari besi. Di masa itu, veleg mobil terbuat dari kayu dan mudah terbakar, sehingga jika digunakan dalam waktu yang lama, poros veleg tersebut akan longgar. Perusahaan-perusahaan Jepang segera mengekspor jari-jari logam itu sampai ke India. Pada umur 25 tahun, ia memperoleh keuntungan 1.000 yen sebulan.
            Pada tahun 1933, ternyata Soichiro sudah mulai membuat mobil balap dengan tangannya sendiri, yang ia namakan Curtis. Nama Curtis diambil dari nama mesin yang ia gunakan, mesin pesawat jenis Curtis Al. Dengan mobil buatannya, ia pernah menjuarai balapan tetapi hanya sebagai navigator, bukan sebagai pembalap.
            Pada tahun 1934, Soichiro berencana membuat mobil sendiri. Bukan mengambil mesin mobil dari merek-merek terkenal di masa itu. Niat itu pun ia jalani dengan terlebih dahulu membuat ring piston. Di tahun 1935, tepat di samping bengkel Art ia membuat papan nama Pusat Penelitian Ring Piston Art.
            Ring piston buatan Soichiro selalu gagal, karena ia sama sekali tak mengerti masalah pencampuran logam. Karena ring piston buatannya selalu patah atau menggores dinding slinder. Akhirnya ia datang ke Sekolah Tinggi Hamamatsu jurusan mesin, dan diberitahu bahwa ada campuran lain yang diperlukan untuk membuat ring piston, di antaranya silikon. Dengan informasi yang ia terima, akhirnya ia punya tekad yang bulat untuk melanjutkan sekolah, walaupun saat itu Soichiro sudah berumur 28 tahun.
            Akhirnya 3 tahun kemudian, tepatnya tanggal 20 November 1937 ring piston berhasil dibuatnya. Dan pada tahun 1938 ia mendirikan pabrik pembuatan ring piston bernama Tokai Seiki. Sedangkan bengkel yang ia kepalai diserahkan kepada anak buahnya untuk dikelola.
            Bengkel yang ia dirikan akhirnya berproduksi secara resmi pada tahun 1941 setelah ada investor dari Toyota. Pada tahun 1945, tepatnya setelah perang dunia ke-2, Jepang menjadi negara rendah karena kalah perang. Dan hidup Soichiro menjadi terlunta-lunta. Ia tak mengerjakan pekerjaan saat itu. Tidak ada niat lagi untuk membangun pabrik, bahkan ia hanya ingin belajar bermain suling saat itu.
            Di masa setelah perang, dimana benda-benda masih sangat langka, justru industri tekstil berkembang sangat pesat saat itu. Kabarnya, orang-orang yang mempunyai mesin tenun, sekali menggerakkan mesinnya, ia bisa mendapatkan 10 ribu yen. Dan saat itu Soichiro berfikir bagaimana membuat mesin tenun yang lebih canggih dari yang ada saat itu. Ia pun mendirikan pabrik pembuatan mesin tenun yang akhirnya terhenti karena kurang modal.
            Saat pabrik yang ia buat terhenti, ada seorang teman yang  menawarkan mesin pemancar radio bekas kegiatan perang yang ternyata berjumlah 500 buah dan Soichiro diminta untuk memanfaatkan mesin tersebut.
            Setelah melihat sepeda, ia pun berniat membuat speda motor dengan mesin pemancar radio. Cara mengendarai sepeda motor saat itu juga sangat berlainan dengan yang ada sekarang. Pertama-tama mesin harus dipanaskan dengan api, dan digenjot minimal 30 menit, baru mesin bisa digunakan. Tetapi tetap saja laku keras, dan kapasitas produksi saat itu 1 unit lebih dalam 1 hari. Dalam setahun saja, 500 buah pemancar radio habis.
            Dengan prestasi tersebut, Soichiro terus mengembangka mesin sepeda motor, dan berhasil menciptakan sepeda motor yang dinamakan Dream D, setelah membuat mesin A, B dan C. Motor buatan Shoiciro ini adalah mesin 2 tak dengan 98 cc dan kecepatannya maksimum hanya 50 km/jam.
            Bersamaan dengan akan dipanaskan Dream D, seorang marketer hebat bernama Fujisawa ikut menggabungkan diri dengan Soichiro dan membangun pabrik buatan sepeda motor. Kemudian selanjutnya, kehadiran Fujisawa membawa perubahan besar terhadap perusahaan bernama Honda.
            Sebelum Dream D dipasarkan, Fujisawa menguji coba motor tersebut kepada masyarakat. Dan diketahui, karena Dream D adalah motor 2 tak, maka kebisingan yang dibuat menjadi masalah. Dengan demikian, Fujisawa memaksa Soichiro untuk membuat mesin 4 tak yang miskin suara kebisingan. Akhirnya mesin 4 tak dibuat dan berhasil menjadi nomor satu di Jepang. Dengan mesin 4 tak ini, kecepatan maksimum adalah 75 km/jam.

Latar belakang perusahaan Honda
            Selama sejarahnya, perusahaan Honda hanya pernah mengalami pemogokan sekali pada tahun 1954. Ketika itu Honda dan menagemen di satu pihak menghadapi pekerha-pekerja dan adik Honda di pihak lain. Tetapi sebagai layaknya perusahaan di Jepang semuanya itu diselesaikan dengan musyawarah. Perusahaan juga menghargai orang-orang muda dan selalu merekrut orang-orang muda untuk memberi “darah baru” dan gagasan segar. Ketika Honda mengundurkan diri tahun 1973, yang dipilihnya sebagai pengganti ialah Kyoshi Kawashima, kepala bagian riset perusahaan Honda.
            Sejak tahun 1973 Honda pindah ke pasaran kendaraan beroda empat untuk tetap bias mengembangkan jumlah penghasilan perusahaan. Stafnya yang pada masa Honda bertambah 10% setiap tahun. Kalau mereka bertambah tua, artinya beban perusahaan akan bertambah berat. Padahal Honda menghadapi persaingan berat di pasaran dalam negeri dan luar negeri. Untuk tetap bias menciptakan pasaran baru mereka harus selalu mencari teknik yang unik dan efisien serta menjual produk dengan harga bersaing.
            Namun, ketika Honda dan Fujisawa mengundurkan diri pada musim gugur tahun 1973, Honda mundur tanpa perasaan khawatir, karena ia yakin perusahaan akan terus maju dengan penuh semangat, menanggulangi berbagai kesulitan dan luwes, tanpa kehilangan kesegarannya.
            Dalam apa yang Honda buat tidak lain daripada kesalahan, serentetan kegagalan dan serentetan sesalan. Tetapi, ia juga bangga dengan keberhasilannya. Walaupun seringkali ia membuat kesalahan dan kegagalan oleh hal sama, ia tidak pernah mengulangi kesalahan dan ia selalu berusaha sekuat mungkin untuk memperbaiki diri. Dalam hal itu ia berhasil.
            Ia tetap memegang saham terbesar di perusahaannya. Ketika mengundurkan diri tahun 1973 penghasilannya mendekati 1,7 miliar dolar. Walaupun sudah pension omongannya masih didengar. Menurutnya masa depan industry Jepang bukan ditentukan oleh untuk cepat, tetapi oleh mutu barang yang kita buat dan pengaruhnya terhadap kepentingan sesama manusia. Kalau kita membuat barang yang menyebabkan banyak polusi kemunginan kita akan untung, tetapi hanya sebentar, sesudah itu bangkrut. Kami di perusahaan Honda sering bergurau: Enak juga ada prusahaan-repusahaan besar yang kerjanya hanya memikirkan untuk besar saja. Akibatnya perusahaan kecil seperti Honda mendapatkan kesempatan untuk membuat barang yang baik.

2.      Hal-hal yang bisa diteladani dari Soichiro Honda
Untuk meraih kesuksesan yang dibutuhkan hanyalah pengembangan ide dan keyakinan akan kesuksesan yang akan diraih. Mantapkanlah kemampuan yang dimiliki tanpa pernah merasa minder dengan kekurangan. Selama ajal belum ‘terangkat’, selama itu jalan untuk meraih kesuksesan tetap ada. Tak ada manusia yang dilahirkan tak memiliki kesuksesan, karena ‘sukses’ adalah milik semua orang.
            Soichiro Honda memliki rasa ingin tahu yang tinggi dan selalu penasaran. Hal tersebut yang mendorong, menuntut serta mengantarkan ia ke gerbang kesuksesan. Sehingga dengan usaha-usahanya yang tidak mengenal lelah dan putus asa ia dapat meraih apa yang menjadi mimpinya selama hidup dengan terciptanya sebuah perusahaan terkenal “HONDA”.
            Kisah Honda ini adalah contoh bahwa sukses itu bias diraih seseorang dengan modal seadanya, tidak pintar disekolah ataupun berasal dari keluarga miskin. Jadi buat apa kita putus asa bersusah hati merenungi nasib dan kegagalan. Tetaplah tegar dan teruslah berusaha, lihatlah Honda sang “Raja” jalanan.

5 Resep keberhasilan Honda:
1.      Selalulah berambisi dan berjiwa muda.
2.      Hargailah teori yang sehat dan temukan gagasan baru.
3.      Senangilah pekerjaan Anda dan usahakan buat kondisi kerja Anda senyaman mungkin.
4.      Carilah irama kerja yang lancar dan harmonis.
5.      Selalu ingat kepentingan penelitian dan kerja sama.

3.      Tokoh yang mirip dengan Soichiro Honda
Kisah sukses Soichiro Honda mirip-mirip dengan legenda lain di kolong langit ini, terutama mereka dengan karya luar biasa besar dan berpengaruh (diantaranya menjadi kaya raya). Dalam biografinya, Soichiro Honda adalah orang yang gagal sekolah. Nilai pelajarannya selalu jelek, dan ia drop out, lantaran lebih asyik mengulik mesin daripada termangu bersandar di bangku kelas. Cerita seperti ini, juga terjadi pada Bill Gates (Pendiri & ketua umum perusahaan perangkat lunak AS, Microsoft), yang keluar dari perguruan tinggi bergengsi bernama Harvard University. Sekolah (ataupun kampus) memang bukan jaminan.
            Success story mereka brtumpu pada minat dan kecintaan luar biasa pada obyek yang mereka tekuni. Kerja keras, konsisten membangun mimpi. Itulah kata kunci para pembesar di berbagai bidang. Kita tak akan kehabisan contoh untuk tipologi manusia terpilih seperti ini. Dalam banyak hal, celotehan Illich bahwa sekolah itu candu menemukan titik kebenaran. Tak sedikit orang sekolah karena kecanduan dengan gelar, title atau priveledge yang didapatkan. Tidak untuk berkarya dengan sungguh-sungguh.

4.      Refleksi diri dengan tokoh “Soichiro Honda”
Melihat sosok seorang Soichiro Honda, kami dapat merfleksikan diri sang tokoh dengan diri kami.

Ø  Reggy Khairunisa Ramadhani
Seperti yang diceritakan di atas, Soichiro Honda memiliki rasa cinta yang kuat terhadap mesin dan otomotif dan memiliki impian tinggi untuk membuat alat transportasi sendiri. Rasa cinta dan keinginan yang kuat seperti itu juga dimiliki oleh saya, yang sama-sama memiliki rasa cinta terhadap hal yang saya sukai. Walaupun bukan pada bidang otomotif. Saya juga memiliki impian yang tinggi, yaitu memejukan dunia grafis Indonesia.

Ø  Santi Nurfalah
Soichiro Honda memiliki rasa ingin tahu yang kuat dan selalu penasaran akan hal baru. Ia juga keras kepala terhadap hal yang ingin diketahuinya. Sifat ini tercermin dalam diri saya, yang selalu ingin tahu dengan hal-hal baru dan harus tahu yang saya ingin ketahui. Saya pun selalu mempunyai komitmen dan prinsip terhadap suatu hal. Seperti Soichiro Honda yang juga penuh dengan komutmen dalam memimpin dan menjalankan perusahaannya.

Ø  Syafitria Marinda
Soichiro Honda adalah sosok yang tenang dalam menghadapi masalah yang menerpa. Hal ini serupa dengan saya yang selalu tenang dan tidak panic dalam keadaan apapun. Saya selalu cenderung tidak ambil pusing terhadap masalah yang ada. Begitu pun Soichiro Honda yang tetap tenang dalam menghadapi apa pun yang terjadi dikehidupannya.

Ø  Yulia Yekti Utami
Sifat lain yang tercermin dalam diri Soichiro Honda yakni lebih menyukai pembelajaran secara langsung atau praktek daripada pembelajaran secara teorial, ini juga tercermin dalam diri saya. Bukan berarti bodoh atau malas, kami memang lebih mampu mengungkapkan kemampuan dengan cara praktek tanpa terpatok pada suatu teori yang amat mendasar.

1 komentar:

  1. Alhamdulillah tugas biografi saya dan teman-teman masuk blog ibu :)

    BalasHapus